JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020

MATERI BAHASA INDONESIA KELAS 9



BAB 2: MENYAMPAIKAN PIDATO PERSUASIF

(PERTEMUAN PERTAMA)

Jumat, 11 September 2020
 KELAS 9F


Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Project based learning, peserta didik dapat:
3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

C. Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca 

Setelah mempelajari materi tentang struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca, siswa diharapkan dapat menelaah sruktur dan ciri kebahasaan teks pidato persuasif.

MATERI PEMBELAJARAN

Unsur Pidato Persuasif

Untuk mencapai tujuan pidato persuasif, dibutuhkan keutuhan unsur-unsur yang membentuk pidato itu sendiri. Berikut adalah unsur-unsur yang harus diperhatikan agar menciptakan pidato persuasif yang baik. Tentunya, unsur-unsur ini juga dapat dikaji jika kita ingin menyimpulkan dan mengidentifikasi pidato persuasif (reverse engineering).
1. Pembukaan
Misalnya, apakah pidato yang kita buat memiliki pembukaan kuat yang dapat menarik perhatian pendengar? Terdapat lima aspek yang harus diperhatikan dari pembukaan:
  • Merebut perhatian
    Merebut perhatian audiensi tetap harus dilakukan agar pesan yang kita sampaikan benar-benar didengar dengan seksama.
  • Hubungan dengan audiensi
    Berarti menggunakan sesuatu (kisah) yang membuat audiensi terkait dan merasakan apa yang dimaksud oleh pembawa pidato (relatable).
  • Kelayakan
    Tunjukkan bahwa kita sebagai pembicara pidato layak berbicara mengenai topik yang dibawakan. Beri tahu pengalaman atau kemampuan yang kita miliki dengan cara yang santun dan data nyata tanpa menjadi sombong.
  • Tujuan
    Jelaskan apa yang kita harapkan setelah pidato selesai dibawakan atau dibacakan.
  • Peta jalan
    Berarti memberitahukan apa sajak pokok pikiran yang akan dibawakan dalam pidato.
2. Isi
Pastikan setiap isi terpilah sebagai pokok pikiran yang selalu disertai alasan logis, meyakinkan dan didukung oleh data yang memadai dan valid. Susun secara logis, gunakan sumber tepercaya, contoh nyata yang membuat audiensi terkait dengan kehidupan sehari-harinya (relatable).
3. Penutup
Penutup sebaiknya dibuat dengan menarik dan mampu meninggalkan kesan, sehingga isi pidato akan diingat dengan lebih baik oleh audiensi (Kemdikbud, 2017, hlm.38).

Struktur Isi Pidato Persuasif

Karena pidato persuasif termasuk ke dalam teks eksposisi. Maka dari itu, teks ini umumnya dimulai dengan pendahuluan yang memberikan pernyataan posisi yang memberikan pendapat atau sudut pandang pengarang. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing strukturnya.
1. Pernyataan posisi
Merupakan pendapat atau pendirian yang digunakan penulis untuk mengulas suatu persoalan. Misalnya, apa posisi pelaku pidato terhadap suatu persoalan? apakah menjadi korban, ahli, atau hanya seseorang yang peduli terhadap persoalan itu? Untuk membuat pernyataan posisi yang kuat, kita dapat mempertanyakan beberapa poin di bawah ini.
  • Siapa yang akan diyakinkan?
  • Apa yang akan diyakinkan? (mengubah pandangan? sikap? perilaku?)
  • Jenis argumen apa yang akan menarik perhatian mereka? (etika akan jauh lebih berpengaruh pada kaum tertentu di masyarakat, sementara untuk kalangan akademik harus lebih logis dan realistis).
  • Apakah pernyataan sudah menyatakan posisi dengan jelas?
2. Tahap ArgumenArgumen yang dibuat harus diterangkan secara logis dan dibuktikan dengan alasan, contoh, bukti pakar, dan data atau informasi statistik yang kuat.
3. Penguatan Pernyataan Posisi
Berarti Pada bagian ini, letak argumen ditonjolkan. Simpulan posisi berdasarkan argumen yang telah disajikan memperkuat posisi. Tahapannya mencakup:
  • Memperkuat pernyataan posisi dan menekankan pikiran utama dengan penggunaan suara, nada tinggi-rendah, mimik, bahasa tubuh, dan gestur yang sesuai dengan argumen.
  • Argumen dikembangkan secara logis dan didukung oleh bukti-bukti, tidak hanya berdasarkan emosi dan intuisi.
  • Tabel, gambar, diagram atau foto bukti dari data sumber dapat digunakan untuk menghasilkan pernyataan yang lebih kuat (Kemdikbud, 2017, hlm.45).

Ciri-Ciri Kebahasaan Pidato Persuasif (Teks Eksposisi)

Lagi-lagi, karena teks pidato persuasif adalah bagian dari teks eksposisi, maka ciri kebahasaan juga berdasarkan ciri kebahasaan teks eksposisi. Berikut adalah penjabaran ciri ciri kebahasaan pidato persuasif dalam (Kemdikbud, 2017, hlm.46).
1. Nominalisasi (Pembendaan)
Nominalisasi adalah proses tata bahasa yang mengubah kata benda, kerja, dan sifat menjadi kata benda. Proses ini berfungsi untuk menghubungkan makna antarkalimat. Contohnya: (a) Pemerintah akan memberlakukan Undang-Undang Antikekerasan. (b). Pemberlakuan tersebut melegakan banyak pihak di negeri ini. Kalimat (a) dan (b) saling berhubungan melalui kata memberlakukan-pemberlakuan.
2. Bentuk Pasif dan Kata Ganti Orang
Teks eksposisi umumnya ditulis tidak menggunakan bentuk orang pertama (aku), namun menggambarkan sebagai anggota masyarakat atau yang berwenang dalam suatu tatanan masyarakat (hamba masyarakat). Misalnya: “Ini harus dihentikan” agar terdengar formal dan tidak menjadi pihak yang angkuh dan dapat menghentikannya sendiri.Kata ganti orang juga dihilangkan, agar tidak menyudutkan salah satu orang atau instansi tertentu. Biasanya, kata ganti orang yang digunakan adalah: “dia, mereka, bangsa, warga negara”.
3. Kosa Kata
  • Kosakata yang sering digunakan adalah istilah teknis, kemudian sinonim sering digunakan untuk menghindari pengulangan kata yang membuat kalimat terlalu kaku.
  • Rantai kata, berarti banyak menggunakan pasangan kata (sinonim dan antonim), serta rumpun kata yang berkaitan satu saa lain seperti tanah, regenarsi, dan sumber daya alam.
  • Kata benda abstrak, seperti kegembiraan, takut dan kata teknis seperti spesies dan genus.
    kata emotif digunakan untuk memancing perasaan audien seperti: menghancurkan, luar biasa, menyedihkan, dsb.
  • Kata tugas, sebagai konjungsi seperti: sebagai tambahan, karena, sebab, sebagai hasil dari, di pihak lain, dsb.
  • Kata tugas, sebagai pencipta kohesi atau keterpautan bentuk seperti: seperti, sebab, oleh karena itu, maka, dsb.
  • Alasan untuk tindakan berupa konjungsi antarkalimat: hal yang mirip, bagaimanapun, alasan pertama.(https://serupa.id/pidato-persuasif-penjelasan-lengkap/)
silakan mengisi daftar hadir dalam kolom komentar!
kirimkan foto dokumentasi siswa ketika mengerjakan tugas dan foto hasil tugas k no WA 089505806093

Komentar

  1. Terima kasih bu
    Azzuri Ramadhan 9f

    BalasHapus
  2. Terimakasih bu atas materinya bagas fadhil haryanto 9F

    BalasHapus
  3. Terima kasih Bu
    Muhammad Rafif fahrawi kelas 9 f

    BalasHapus
  4. Terimakasih Bu
    Debby Caroline 9f

    BalasHapus
  5. Terima kasih bu
    -FerdiYawan Saputra 9F

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas materinya bu
    Dewinta Fortuna Augustin 9F

    BalasHapus
  7. Terimakasih bu atas materinya
    Gama thorfa riyadi 9f

    BalasHapus
  8. Terimakasih Bu atas materi hari ini
    -m. Rizki asady 9f

    BalasHapus
  9. Terimakasih bu
    -hagista pratiwi 9F

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

4.2 Menyajikan tujuan, alat/bahan, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan. 4.2.1 Menyajikan model teks laporan percobaan

4.3 Menyimpulkan gagasan, pandangan, arahan, atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang didengar, dan/atau dibaca.

3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar, dan/atau dibaca