KAMIS, 7 NOVEMBER 2019
3.5.2 MENJELASKAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN KARYA SASTRA DENGAN BUKTI YANG MENDUKUNG DARI TEKS CERITA PENDEK YANG DIBACA ATAU DIDENGAR
Kamis, 7 November 2019
Kamis, 7 November 2019
Kelas IX F, IX H, IX G
7 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerpen
Unsur Intrinsik Cerpen – Cerpen (cerita pendek) merupakan diantara jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.
Cerpen yang biasa juga dinamakan dengan prosa atau karangan fiksi, memiliki isi pengisahan yang hanya berfokus pada sebatas satu permasalahan atau konflik. Secara singkatnya, jalan cerita pendek hanya berpusat pada satu konflik saja
Ciri-ciri Cerpen
Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang mesti dipahami agar kita dapat membedakannya dengan karya tulis lainnya, diantaranya adalah:
- Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
- Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
- Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
- Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya. Karena dalam cerpen yang dikisahkan hanyalah intinya saja.
- Tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya.
- Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
- Bersifat Fiktif.
- Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
- Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.
- Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.
Latihan/Tugas
A. Bacalah contoh cerpen yang terdapat di buku siswa dan contoh cerpen lain yang ditampilkan guru.
B. Jelaskan dan dengan sertakan bukti unsur-unsur pembangun cerpen tersebut!
Cerpen Lucu
Pada suatu siang, dua orang lelaki muda separuh baya sedang berbincang-bincang.
Mereka adalah Umar dan Husen. Mereka berbincang-bincang sembari duduk di tepi lapangan.
Kebetulan, kala itu sedang masuk jam istirahat.
Mereka adalah teman satu kelas di kelas 11.
Sudah seminggu lebih salah satu teman mereka yang bernama Ardi tidak masuk ke kelas.
Menurut cerita yang ada, Ardi sedang sakit dan kebetulan dirawat di rumah sakit.
Rumah Husen kebetulan dekat dengan rumah Ardi. Sehingga, ia pun sering mendapat pertanyaan mengenai kondisi Ardi.
Umar akhirnya juga bertanya kepada Husen.
“Sen, bagaimana keadaan Ardi sekarang? Apakah dia sudah kembali pulang ke rumah?”
Mendengar pertanyaan yang begitu sering dilontarkan, Husen pun merasa malas dan menjawab dengan lirih dan lemas,
“Ardi sudah meninggal Mar”
Jawaban itulah yang ditangkap oleh Umar atas jawaban Husen.
Ternyata, Umar salah mendengar jawaban dari Husen karena suasana gaduh yang ada di pinggir lapangan.
“Apa??? Ardi sudah meninggal?”
Mendengar hal itu, Husen menjawab dengan nada yang lebih kencang lagi,
“Kamu sembarangan banget Mar, sudah mendingan bukannya sudah meninggal”
Umar pun tertawa mendengar jawaban Husen.
Dan dengan gaya setengah jengkel, Husen pun sedikit mengejek Umar yang pengengarannya kurang peka.
Cerpen Pendidikan
Manfaatkan Waktu yang Ada untuk Belajar
Ini adalah malam minggu yang sangat menyenangkan.
Sehingga banyak kalangan muda yang tertarik untuk pergi ke luar, baik itu untuk bermain, makan bersama dan sebagainya.
Namun, tidak demikian dengan Sinta.
Ia justru memilih untuk melewatkan malam minggunya untuk belajar di rumah.
Mengingat senin sudah ada ujian.
Ia pun mulai membuka-buka materi yang sudah diajarkan untuk dipelajari agar nantinya bisa mengerjakan ujian dengan baik.
Namun, beberapa saat kemudian sering handphone berbunyi dan ternyata itu adalah Vika yang ternyata mengajak Sinta bermain ke luar.
Akan tetapi, sinta menolak ajakan tersebut karena ia adalah orang yang konsisten untuk belajar.
Sehingga, ia memutuskan untuk tetap di rumah.
Hari senin pun tiba, Sinta dengan semangat segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Tidak lupa ia sarapan terlebih dahulu bersama keluarganya.
Agar nantinya bisa mengerjakan ujian dengan baik.
Di sekolah, ia pun bertemu dengan Vika yang pada saat malam minggu mengajaknya untuk bermain di luar.
Vika pun dengan bangga mengatakan bahwa Sinta pasti akan menyesal karena ia tidak ikut bersama dengan teman-teman yang lain untuk melihat konser.
Namun, Sinta sama sekali tidak berfikir seperti itu karena ia menyadari bahwa belajar adalah hal yang sangat penting.
Adapun waktu untuk bermain itu bisa dilakukan saat hari libur tiba.
Sesudah itu, ujian segera dimulai.
Sinta mengerjakan semua soal yang ada dengan penuh semangat.
Ia merasa senang karena soalnya sudah ia kuasai dengan baik.
Sedangkan Vika yang sedang duduk di pojokan merasa bingung karena ia sama sekali tidak belajar.
Bahkan ia merasa bingung mencari jawaban-jawaban kepada teman yang lain.
Komentar
Posting Komentar